Pentingnya Hemat Listrik Untuk Mengurangi Beban Ekonomi Masyarakat Dikala Pandemi
- Jul 27, 2021
- rejosari-demak
Listrik, saat ini menjadi kebutuhan pokok bagi setiap rumah tangga. Listrik digunakan untuk menyalakan lampu, menanak nasi, mengisi daya ponsel dan laptop, melihat hiburan melalui layar kaca televisi, kulkas, kipas angin, AC dan masih banyak lagi. Namun hampir 2 tahun ini, Indonesia menghadapi pandemi COVID-19 yang mengakibatkan banyak masyarakat terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) oleh sebagian perusahaan karena tidak ada pemasukan atau pemasukan perusahaan yang kecil sehingga tidak sanggup menggaji karyawan. Terkadang jika masih bekerja pun hanya mendapatkan setengah gaji saja. Lalu bagaimana rakyat dapat membayar tagihan listrik dan tagihan lainnya? “Tetapi bukankah sudah ada program subsidi listrik dari pemerintah?” Benar, tetapi apakah mungkin pemerintah akan melakukan subsidi bertahun-tahun untuk seluruh masyarakat Indonesia? Bisa kita lihat kondisi sekarang pemerintah mulai menurunkan angka subsidi yang awalnya 100% menjadi 50-70%. Sedangkan pertumbuhan konsumsi listrik rumah tangga selama pandemi terus meningkat mencapai 10,4% per Mei 2021. Hal ini dikarenakan masyarakat menghabiskan lebih banyak waktu mereka di dalam rumah dan hampir seluruh kegiatannya menggunakan peralatan elektronik yang membutuhkan listrik sebagai sumber dayanya. Maka perilaku hemat dan bijak dalam menggunakan peralatan elektronik menjadi penting. Selain lebih ramah lingkungan, menghemat penggunaan listrik dapat mengurangi tagihan listrik tiap bulannya sehingga uang yang seharusnya untuk tagihan listrik dapat digunakan untuk keperluan lain. Pada tahun 2016, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memulai kampanye gerakan hemat energi “Potong 10%”. Gerakan ini merupakan aksi bersama yang melibatkan seluruh elemen masyarakat Indonesia mulai dari pemerintah, dunia usaha/industri, organisasi masyarakat sipil, hingga individu untuk menghemat 10% energi. Untuk mendukung gerakan hemat energi “Potong 10%” dapat dilakukan dengan :
- Mematikan lampu saat keluar ruangan. Dua lampu pijar 100 Watt yang dimatikan dalam dua jam ekstra per hari dapat menghemat 15 dolar AS per tahun atau lebih dari Rp 200 ribu.
- Mematikan televisi saat tidak digunakan
- Mencetak kertas secara bolak-balik
- Mematikan dan mencabut peralatan elektronik saat tidak digunakan. Mematikan dan mencabut peralatant elektronik saat tidak digunakan dapat hemat 50 dolar AS atau Rp 818 ribu dalam satu tahun.
- Menutup kulkas dengan rapat
- Mematikan pendingin ruangan (AC) saat ruangan tidak digunakan. Dengan mematikan AC setidaknya dalam 5 jam sehari dapat menghemat 16 ribu dolar atau Rp 262 ribu selama 60 hari.
- Mengatur AC pada suhu 24 derajat
- Menggunakan lampu hemat listrik/LED. Lampu LED redensial menggunakan setidaknya 75 persen lebih sedikit energi dan bertahan 25 kali lebih lama dibandingkan dengan lampu pijar.
- Gunakan cahaya alami. Satu jendela yang menghadap ke selatan dapat menerangi 20 hingga 100 kali luas jendela tersebut. Dengan cahaya alami yang masuk dari jendela dapat mengalihkan energi yang keluar dari satu bohlam 60 Watt selama empat jam sehari. Hal ini akan menghemat kurang lebih 9 dolar AS atau Rp 147 ribu per tahun.
- Matikan air saat bercukur, mencuci tangan, menyikat gigi. Saat mencukur, mencuci tangan dan menyikat gigi, banyak orang membiarkan air mengalir begitu saja. Jika air tersebut dimatikan dapat menghemat sekitar 19 dolar AS atau sekitar Rp 310 ribu.
- Mandi lebih cepat. Jika dua orang di rumah saja memotong waktu mandi masing-masing satu menit, maka dapat menghemat 30 dolar AS per tahun atau sekitar Rp 490 ribu rupiah.
- Gunakan laptop daripada komputer. Menggunakan laptop dua jam per hari akan menghemat sekitar 4 dolar AS dalam satu tahun atau Rp 65 ribu.